Friday, December 21, 2012

Selamat Hari Ibu 22 Desember 2012




     Menginjak akhir bulan desember dan tahun 2012 ini, saya jadi teringat akan sebuah film konyol mandarin yang sering diputar di televisi beberapa kali.Dan kebetulan, walaupun sering diputar berulang kali, nggak ketinggalan saya bisa ikut menontonnya ulang, dan anehnya nggak ada bosan - bosannya juga, hehe.

     Dan juga yang nggak disangka - sangka, ternyata justru film ini ada kaitannya dengan sebuah peringatan hari di bulan desember ini.Yang sebelumnya sudah saya simpan sebagai ide konsep dasar untuk membuat sebuah artikel mengenai peringatan hari tersebut di bulan ini



     Mau tahu judul filmnya apa?Tapi yang jelas cuma kata - katanya saja dalam film tersebut yang saya ingat.Seperti ini kalau nggak salah kata kata yang diucapkannya:

" Ibu...ibu adalah mama, mama adalah ibu, ibu adalah orang yang selalu menyakiti dan memukuliku setiap hari ".

     Pernah nonton film Bo Bo Ho, yang judulnya Kids And Soldier ?kalau pernah nonton pasti deh ingat dengan kalimat diatas ( sudah dalam bentuk terjemahan dubbing bahasa indonesia ), yang akan membuat perut kita benar - benar dikocok habis.Ha ha ha....ada ada saja ya BoBo Ho itu.

     Akan tetapi bukan seperti itu maksud yang sebenarnya.Cuplikan kalimat yang dilontarkan Bo Bo Ho dalam film Kids And Soldier itu hanyalah awalnya saja, yang hanya menampilkan sisi kocaknya saja, belum merupakan Happy Ending dari film Kids And Soldier tersebut.

     Ibu merupakan orang tua kita yang sangat besar jasanya bagi kita selain ayah.Ini bisa dibuktikan hampir dalam segala hal.Misalnya saja ; hal - hal mengenai jasa seorang ibu banyak ditulis dan dituangkan dalam bentuk syair dan lagu.

     Seperti ; Jasa Ibu lagu dangdut yang dipopulerkna Rita Sugiarto, Keramat lagu yang dipopulerkan Rhoma Irama juga tentang bertemakan jasa seorang ibu.Jasa Ibu dan Surga Ditelapak Kaki Ibu lagu qasidah Nasidaria.Selain itu, Melly Guslaw, Iwan Fals dan banyak penyanyi lain yang membuat salah satu lagunya mengusung tema seorang ibu.

     Ibu juga digunakan dalam nama bentuk wilayah, sepert ibukota,Dll

     Juga dalam keagamaan islam , Nabi Muhamad Rasulullah sendiripun pernah menjawab sampai tiga kali " Ibumu, ibumu, ibumu, ayahmu ", ketika ditanya oleh para sahabatnya tentang siapa saja orang yang harus kita hormati.

     Jasa ibu bagi kita memang  sangat besar.Tidak akan bisa kita hitung dengan angka, tidak bisa diukur dengan jarak, serta tak bisa ditempuh dengan waktu. Dan patutlah apabila dalam penanggalan ada dicantumkan dan diperingati sebagai hari ibu.Yakni setiap tanggal 22 desember.


     Nah, dalam kesempatai ini dalam rangka memperingati hari ibu yang kesekian kalinya, saya ingin berpartisipasi ikut merayakannya.Teruntuk bagi yang merasa telah menjadi seorang ibu.Walaupun dengan hanya sebatas ucapan Selamat Hari Ibu.

     Dan terkhusus bagi ibu kandung saya yang sekarang entah ada dimana.Doa'ku selalu menyertaimu, Ibu." I love you, Mom!Aku sayang engkau, Ibu!Dalem tresno panjenengan, Ibu...!"

***^***

     Bagi kalian teman teman semua pembaca setia SUN MEDIA SHARED, ada sedikit cerita untuk kita renungkan bersama.Cerita tentang seorang ibu dan anak.Peristiwa ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, dan pernah dipublikasikan melalui media cetak dan elektronik beberapa waktu yang lalu.

     Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yang cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe-cewe yang kenal dia… Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan.
Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman-teman kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe-cewe yang masih jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

     Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul-betul seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah ibu kandung A Be.

      Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci..) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu-satunya, A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya. Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. “Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan…” jawab A be.

     Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya dikerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali..).

     Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper…) dan uring-uringan dirumah. Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran.

     Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.

     Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung…..

     Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya, ”Yang sudah-sudahlah nak, Ibu sudah maafkan… Jangan di ungkit lagi…”.

     Setelah ibunya sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik.

     Teruntuk Teman-teman semua yang masih mempunyai Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun juga kondisinya ibu kita, segera bersujudlah dihadapannya. Selagi masih ada waktu. Jangan sia-sia kan budi jasa ibu selama ini yang telah merawat dan membesarkan kita tanpa pamrih. Kasih seorang ibu sungguh mulia, tak terhingga sepajang massa…

      Terkhusus bagi yang merasa telah menjadi seorang Ibu, " Selamat Hari Ibu 22 Desember 2012, bagi yang merayakannya ".Semoga menjadi seorang Ibu yang baik bagi anak - anak.***

Sumber Cerita : Hari Hariku Setelah Kemarin

4 comments:

  1. memang banyak kisah anak yang tak mau mengakui ibunya tapi ibu tetap tak mengurangi kasih sayang pada anaknya...

    ReplyDelete
  2. Nggak salah tuh ucapannya buat aku, haha..

    ReplyDelete